Kekerasan di Pasar Baru Bekasi: Kronologi Aksi Preman terhadap Pedagang Kecil
Suasana Pasar Baru Bekasi yang biasanya ramai dan tertib mendadak diwarnai kekacauan setelah terjadi aksi kekerasan oleh sekelompok preman terhadap sejumlah pedagang kecil. Kejadian yang berlangsung pada awal pekan ini menuai kecaman dari masyarakat dan mendorong pihak berwenang untuk segera turun tangan.
Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan pedagang yang selama ini menggantungkan hidupnya pada aktivitas jual-beli di pasar tradisional tersebut.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan sejumlah saksi mata dan dokumentasi video yang beredar di media sosial, aksi premanisme bermula pada Senin pagi, ketika sekelompok pria tidak dikenal mendatangi beberapa kios pedagang yang berada di sisi utara Pasar Baru Bekasi.
Para pelaku diduga menagih uang keamanan secara paksa sambil mengintimidasi pedagang yang menolak memberikan sejumlah uang. Ketika salah satu pedagang mencoba mempertanyakan dasar permintaan tersebut, pelaku justru melontarkan ancaman dan melakukan kekerasan fisik. Beberapa lapak menjadi sasaran pengrusakan, termasuk barang dagangan yang sengaja dibuang ke tanah.
“Mereka datang dengan nada kasar dan langsung menunjuk-nunjuk barang saya. Ketika saya bilang tidak punya uang, mereka justru dorong-dorong meja dagangan,” ujar salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Kejadian tersebut berlangsung selama kurang lebih 20 menit sebelum akhirnya sejumlah warga dan pedagang lain memanggil petugas keamanan pasar dan melaporkannya ke pihak kepolisian.
Respons Aparat dan Pemerintah Daerah
Polres Metro Bekasi Kota segera merespons laporan tersebut dengan menurunkan tim ke lokasi untuk mengamankan situasi. Hingga berita ini diturunkan, beberapa terduga pelaku telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut. Polisi juga tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi guna mengidentifikasi anggota kelompok pelaku lainnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan menegaskan bahwa tindakan premanisme tidak akan ditoleransi di wilayah pasar tradisional. Wali Kota Bekasi menyampaikan akan memperkuat pengawasan keamanan di seluruh pasar rakyat, serta menjalin koordinasi intensif dengan aparat hukum dan pengelola pasar.
Dampak terhadap Pedagang dan Lingkungan Pasar
Aksi kekerasan ini meninggalkan dampak psikologis bagi banyak pedagang, terutama mereka yang berjualan secara mandiri dengan modal terbatas. Beberapa di antaranya mengaku takut untuk kembali berjualan karena khawatir akan adanya aksi lanjutan.
Pasar sebagai ruang publik semestinya menjadi tempat aman bagi pelaku ekonomi kecil. Oleh karena itu, penanganan terhadap aksi premanisme ini tidak hanya bersifat reaktif, tetapi harus dilanjutkan dengan pembinaan dan pengamanan jangka panjang.
Kekerasan yang terjadi di Pasar Baru Bekasi menunjukkan bahwa praktik premanisme masih menjadi tantangan serius dalam menjaga ketertiban di ruang publik, terutama pasar tradisional. Aksi cepat dari aparat penegak hukum dan dukungan dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap warga, terutama pedagang kecil, dapat beraktivitas tanpa rasa takut atau tekanan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Langkah hukum yang tegas dan pendekatan preventif harus menjadi prioritas agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.