Hari Pertama Jam Malam di Bandung Berantakan: Satpol PP Akhirnya Angkat Bicara
Penerapan kebijakan jam malam bagi pelajar di Kota Bandung yang dimulai pada Senin malam (2/6) rupanya tidak berjalan sesuai harapan. Alih-alih menciptakan ketertiban, hari pertama pelaksanaan justru menuai sorotan dari publik setelah sejumlah pelajar tetap berkeliaran di luar rumah melebihi batas waktu yang ditentukan. Satpol PP Kota Bandung pun akhirnya buka suara terkait kekacauan yang terjadi di malam pertama tersebut.
Pelajar Masih Ditemukan di Luar Jam Malam
Jam malam yang ditetapkan mulai pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB bertujuan untuk menekan angka kenakalan remaja dan menjaga ketertiban umum. Namun, laporan dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa masih banyak pelajar yang terlihat berkumpul di kafe, taman kota, hingga jalanan, bahkan hingga lewat tengah malam.
Menurut pantauan di lapangan, penegakan aturan belum maksimal. Beberapa anggota Satpol PP mengaku mengalami kesulitan saat mencoba membubarkan kelompok pelajar, terutama karena kurangnya koordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua.
Satpol PP: Perlu Penyesuaian dan Edukasi
Menanggapi kekacauan di hari pertama, Kepala Satpol PP Kota Bandung, Deni Nurdyana, menjelaskan bahwa kebijakan ini masih dalam tahap sosialisasi. “Kami tidak serta-merta melakukan tindakan represif. Saat ini kami fokus pada pendekatan persuasif dan edukatif,” ujarnya saat ditemui awak media pada Selasa pagi (3/6).
Deni juga menambahkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami tujuan diberlakukannya jam malam ini. “Banyak yang mengira ini hanya untuk gaya-gayaan pemerintah. Padahal, ini demi keamanan anak-anak kita juga,” ujarnya.
Kurangnya Dukungan dari Orang Tua dan Lingkungan
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi aturan ini adalah minimnya peran serta orang tua dan lingkungan sekitar. Menurut Satpol PP, edukasi tidak bisa hanya dibebankan pada aparat, melainkan harus menjadi tanggung jawab bersama. “Kami harap orang tua mulai aktif mengawasi aktivitas anak-anaknya pada malam hari. Tidak bisa hanya menunggu kami datang ke lapangan,” tambah Deni.
Langkah Selanjutnya: Evaluasi dan Koordinasi Lintas Sektor
Satpol PP berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan hari pertama dan akan meningkatkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Kepolisian, serta pihak sekolah. “Kami tidak ingin ini hanya menjadi wacana. Ke depan, kami akan lebih terstruktur dan melibatkan lebih banyak pihak untuk keberhasilan program ini,” pungkasnya.
Penerapan jam malam untuk pelajar di Bandung masih menghadapi banyak tantangan, mulai dari pemahaman publik yang minim hingga lemahnya pengawasan orang tua. Namun, Satpol PP menegaskan komitmennya untuk memperbaiki sistem dan memperkuat edukasi. Jika semua pihak bisa bekerja sama, bukan tidak mungkin kebijakan ini akan memberikan dampak positif bagi generasi muda Kota Bandung.